Hello Artsy Peeps!
Kayaknya udah bosen yah kalo kita ngebahas keindahan seni dengan gaya minimalis, keindahan seni dengan landscapenya, keindahan seni abstrak…. kayaknya… itu udah bukan suatau hal yang aneh gitu mengapa seni-seni tersebut masih banyak diminati. Tapi kali ini mari kita bahas seni dengan gaya vintage atau retro yang masih laku dijual di Arti.id pada era sekarang. Bukannya harusnya udah ketinggalan jaman yah? Lalu, mengapa masih banyak diminati?
Kalo dari segi penampilan, karya-karya dengan gaya vintage memiliki unsur warna yang unik dan vintagenya tuh kental banget, kayak kalo orang lain lihat karya dengan paduan warna ini pasti sudah bisa menilai ini adalah sebuah karya dengan gaya vintage. Warna yang kayak gimana sih yang dimaksud? Warna kecokelatan yang dominan yang memiliki kekentalan dari cita rasa vintage itu sendiri. Coba aja perhatikan karya diatas, secara overall warna yang ditampilkan adalah warna krem atau kecoklatan gitu kan? Kalo masih belum bisa merasaakan, coba kamu lihat daun yang berwarna merah di dalam gambar tersebut, warna merahnya tidak “bener-bener” merah kan? Nah ini yang dimaksud dengan dominan cokelat atau bisa juga dibilang krem yang pekat yang terus melekat di kebanyakan karya seni vintage.
Tapi memang gak semua seni memiliki ciri khas warna yang pekat vintagenya, seperti karya dari Marten Leon ini yang berjudul Let’s Go Dancing. Kalo kita lihat secara overall warnanya gak gitu kecoklatan atau krem gitu ya, tapi warna-warna seperti ijo tosca gini juga salah satu identitas dari karya vintage. Selain itu…. apa lagi ya yang bisa menandakan bahwa ini adalah karya vintage? Lihat saja objek dalam karya seninya, seperti pada karya Marten Leon ini kita bisa ngeliat sang pria yang sedang menari dengan sang wanita, sang pria mengenakan baju yang oversized, Sedangkan sang wanita mengenakan dress yang pekat sekali dengan gaya berbusana orang-orang dulu. Lagi, lagi bunga menjadi elemen lain yang bisa melenkapi karya vintage ini.
Jadi sudah jelas ya mengenai penjelasan diatas, tentang salah satu faktor mengapa karya dengan gaya vintage masih banyak diminati… karena visualnya yang khas, paduan warna yang unik dan gaya vintagenya itu sendiri.
Alasan berikutnya adalah karena karya vintage ini selalu bercerita tentang romansa. Salah satu target karya vintage romansa ini adalah para pasangan, yang mungkin saja di dalam sebuah karya vintage terdapat makna tersirat yang sangat relate dengan perjalanan asmara dari para pasangan yang ada di dunia ini. Ngomong-ngomong para pasangan, target para pasangan ini merupakan target yang besar di dunia. Dan entah mengapa, karya vintage tidak lepas dari hal yang namanya Dance atau dansa. Memang benar, orang-orang zaman dulu banyak yang meluapkan asmara mereka dengan pasangan mereka dengan berdansa. Indah banget kalo udah dansa berdua pasangan, serasa dunia milik berdua…
Seni selalu berkembang dari waktu ke waktu dan perkembangan itulah yang dari zaman ke zaman masih selalu enak dinikmati, khususnya dari seni vintage ini. Mungkin analogi yang simpel adalah lagu. Lagu merupakan salah satu pecahan dari seni. Mungkin dahulunya ketika kita mendengarkan lagu vintage kita terbatas mendengarkan lagu dari Ella Fitzgerald, Frank Sinatra, Perry Como dan masih banyak lagi. Mungkin yang sampai sekarang masih sering kita dengarkan adalah lagu dari Jimmie Davis – You Are My Sunshine yang tenar pada tahun sekitar 1940 yang begini nih lagunya :
Nah…. sambil dengerin lagunya, sambil lihat ke gambar diatas…. sekarang pertanyaannya, kalo kamu denger lagu vintage yang populer ini kamu team yang dengerin lagu ini sambil ngopi atau team yang langsung dance sama pasangan kamu?